Keadaan Geografis Indonesia
Indonesia merupakan negara
kepulauan yang berbentuk republik, terletak di kawasan Asia Tenggara. Indonesia
memiliki lebih kurang 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2
dan luas perairan 3.257.483 km2.
Posisi Indonesia terdiri atas
letak astronomis dan letak geografis yang berbeda pengertian dan pandangannya.
- Letak Astronomis
Letak astronomis suatu negara
adalah posisi letak yang berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Letak
astronomis Indonesia Terletak di antara 6oLU – 11oLS dan
95oBT – 141oBT
- Letak geografis
Letak geografis adalah
letak suatu daerah atau wilayah dilihat dari kenyataan di permukaan bumi.
Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara Benua Asia dan
BenuaAustralia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan
demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti
penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian.
Keadaan geografis Indonesiadapat
menjadi suatu kekuatan dan kesempatan bagi perkembangan perekonomian kita, dan
sebaliknya dapat menjadi kelemahan dan ancaman bagi perekonomian kita.
Banyaknya pulau diIndonesia akan
menjadi kekuatan dan kesempatan, jika pulau-pulau yang sebagian besar merupakan
kepulauan yang subur dan kaya akan hasil-hasil bumi dan tambang, dapat diolah
dangan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat banyak. Dengan kemampuan
menggali dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada Indonesia akan banyak memiliki
pilihan produk yang dapat dikembangnya sebagai komoditi perdagangan, baik untuk
pasar lokal maupun untuk pasar internasional. Dan dengan keindahan dan
keanekaragaman budaya kepulauan tersebut dapat menjadi sumber penerimaan negara
andalan melalui industri pariwisata.
Namun kenyataan itu juga dapat
menjadi kelemahan dan ancaman bagi perekonomian Indonesia, jika sumber daya
yang ada di setiap pulau hanya dinikmati oleh sebagian masyarakat saja.
Demikian pula juga jika masih banyak pihak luar yang secara ilegal mengambil
kekayaan alam Indonesia di berbagai kepulauan, yang secara geografis memang
sulit untuk dilakukan pengawasan seperti biasa. Dengan demikian dituntut
koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengamankan kepulauan Indonesia
tersebut dan pihak-pihak yang tidak berhak mendapatkannya. Di pihak lain,
banyak dan luasnya pulau menuntut suatu bentuk perencanaan dan strategi
pembangunan yang cocok dengan keadaan geografis Indonesia tersebut. Strategi
berwawasan ruang yang diterapkan pemerintah tampaknya sudah cukup tepat untuk
mengatasi masalah ini.
Indonesia mempunyai iklim tropik basah yang
dipengaruhi oleh angin monsun barat dan monsun timur. Iklim yang
dimiliki ini menyebabkan Indonesia hanya mengenal dua musim yaitu musim hujan
dan musim kemarau. Dengan kondisi iklim yang demikian itu menyebabkan beberapa
produk hasil bumi dan industri menjadi sangat spesifik sifatnya. Dengan
demikian diperlukan usaha untuk memanfaatkan keunikan produk Indonesia tersebut
untuk memenangkan persaingan di pasar lokal maupun dunia.
Indonesia merupakan negara yang
kaya akan bahan tambang dan seperti telah sejarah buktikan, salah satu jenis
tambang kita, yakni minyak bumi pernah menjadikan negara Indonesia memperoleh
dana pembangunan yang sangat besar, sehingga pada saat itu target pertumbuhan
ekonomi kita berani ditetapkan sebesar 7,5 % ( masa Repelita II ). Meskipun saat
ini minyak bumi tidak lagi menjadi primadona dan andalan komoditi
eksporIndonesia, namun Indonesia masih banyak memiliki hasil tambang yang dapat
menggantikan peran minyak bumi sebagai salah satu sumber devisa negara. Selain
minyak bumi Indonesia juga memiliki hasil tambang lain seperti biji besi,
timah, tembaga, batu bara, gas bumi dan lain-lain.
Wilayah Indonesia yang menempati
posisi sangat strategis yaitu terletak diantara dua benua dan dua samudra
dengan segala perkembangannya. Sejak sebelum kemerdekaan-pun Indonesia telah
menjadi tempat singgah dan transaksi antar kedua benua dan benua-benua lainnya.
Dengan letak yang sangat strategis tersebut kita harus dapat memanfaatkannya
sehingga lalu lintas ekonomi yang terjadi membawa dampak positif bagi kebaikan
perekonomian Indonesia. Hal yang perlu dilakukan tentunya mempersiapkan segala
sesuatu, seperti sarana telekomunikasi, perdagangan, pelabuhan laut, udara,
serta infrastruktur lainnya.
2.
Mata Pencaharian
Dari keseluruhan wilayah yang
dimiliki Indonesia, dapat ditarik beberapa hal diantaranya bahwa :
- Pertama, mata pencaharian penduduk Indonesia sebagian besar masih berada di sektor pertanian ( agraris ), yang tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian seperti pertanian, perikanan, peternakan, dan sejenisnya.
- Kedua, kontribusi sektor pertanian terhadap GDP ( Gross Domestic Product ) secara absolut masih dominan, namun jika dibanding dengan sektor-sektor di luar pertanian menampakkan adanya penurunan dalam presentase.
- Hal yang perlu diwaspadai dalam sektor pertanian ini adalah, bahwa komoditi yang dihasilkan dari sektor ini relatif tidak memiliki nilai tambah yang tinggi, sehingga tidak dapat bersaing dengan komoditi yang dihasilkan sektor lain ( industri misalnya ), sehingga sebagian masyarakat Indonesia yang memang bermata pencaharian di sektor pertanian (desa) semakin tertinggal dari rekannya yang bekerja dan memiliki akses di sektor industri (kota). Jika ini tidak segera ditindak lanjuti, maka akan menjadi benarlah teori ketergantungan, bahwa spread effect ( kekuatan menyebar ) akan selalu lebih kecil dari back-wash effect ( mengalirnya sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya ).
Langkah-langkah yang dapat
ditempuh untuk mengatasi diantaranya adalah :
- memperbaiki kehidupan penduduk/petani dengan pola pembinaan dan pembangunan sarana dan prasaranya bidang pertanian
- meningkatkan nilai tambah komoditi pertanian, jika dimungkinkan tidak hanya untuk pasar lokal saja
- mencoba mengembangkan kegiatan agribisnis
- menunjang kegiatan transmigrasi
3.
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yaitu
penduduk dalam konteks pembangunan ekonomi memiliki peran ganda. Peran ganda
penduduk dalam konteks pembangunan ekonomi adalah sebagai produsen dan juga
sebagai permintaan. Sejalan dengan peran ganda tersebut, penduduk dapat menjadi
faktor pendorong dan juga penghambat pembangunan ekonomi.
Karakteristik sumber daya
manusia atau kependudukan Indonesia sebagai negara yang masih berkembang
ditandai oleh empat hal utama, yaitu
(a) laju
pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi
(b) distribusi
penduduk /penyebaran penduduk yang tidak merata
(c) struktur
umur penduduk yang kurang menguntungkan (komposisi penduduk, angkatan kerja)
(d) kualitas
penduduk yang relatif rendah (sistem pendidikan, kesehatan)
Keempat hal utama di atas
merupakan masalah yang dihadapi oleh sumber daya manusia di Indonesia dan
berpengaruh pada perekonomian Indonesia.
Laju Pertumbuhan
Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk adalah
angka yang menunjukkan banyak atau sedikitnya pertumbuhan penduduk tiap tahun
dalam kurun waktu tertentu, umumnya 10 tahun.
Indonesia merupakan negara yang
memiliki laju pertumbuhan yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan data
yang menunjukkan bahwa pada tahun 1980 jumlah penduduk Indonesia adalah 147,49
juta jiwa dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 203,456 juta jiwa.
Adapun tindakan yang telah dan
dapat dilakukan oleh pemerintah adalah:
- Program keluarga berencana
Program keluarga berencana di
Indonesia dimulai sejak tahun 1967 yaitu pada saat Presiden Republik Indonesia
ikut menandatangani deklarasi tentang kependudukan. Selanjutnya pada tahun 1968
pemerintah Indonesia membentuk Lembaga Keluarga Berencana yang berstatus semi
pemerintah. Lembaga Keluarga Berencana ini kemudian diubah menjadi Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang merupakan lembaga resmi pemerintah.
Pada bulan April 1972, status Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
diubah menjadi lembaga pemerintah non-departemen yang berkedudukan langsung
dibawah presiden.
Tujuan dari program ini adalah
mengharapkan laju pertumbuhan akan lebih dapat dikendalikan. Program ini juga
dimaksud akan pemerintah untuk menjelaskan dan membuka kesadaran masyarakat
bahwa memiliki anak banyak akan memberi konsekuensi ekonomis yang lebih berat.
Secara tidak langsung program keluarga berencana ini ingin memprioritaskan segi
kualitas anak, dibanding segi kuantitas.
- Meningkatkan sumber daya manusia yang telah ada
Peningkatan sumber daya manusia
yang telah ada dapat dilakukan dengan pendidikan formal maupun informal, sehingga
dapat menunjang peningkatan produktifitas guna mengimbangi laju pertumbuhan
penduduknya.
Persebaran penduduk
Persebaran penduduk atau disebut
juga distribusi penduduk menurut tempat tinggal dapat dibagi menjadi dua
kategori yaitu persebaran penduduk secara geografis dan persebaran penduduk
secara administratif, disamping itu ada persebaran penduduk menurut klasifikasi
tempat tinggal yakni desa dankota. Secara geografis,
pendudukIndonesiatersebar di beberapa pulau besar dan pulau-pulau atau kepulauan.
Secara administratif (dan politis), penduduk Indonesia tersebar di 33 propinsi,
yang mempunyai lebih dari 440 kabupaten dankota.
Permasalahan yang dihadapi
berkaitan dengan persebaran penduduk secara geografis sejak dahulu hingga
sekarang adalah persebaran atau distribusi penduduk yang tidak merata antara
Jawa dan luar Jawa. Penyebab utamanya adalah keadaan tanah dan lingkungan yang
kurang mendukung bagi kehidupan penduduk secara layak. Ditambah lagi, dengan
kebijakan pembangunan di era orde baru yang terkonsentrasi di pulau Jawa, yang
menyebabkan banyak penduduk yang tinggal di luar pulau Jawa bermigrasi dan
menetap di pulau Jawa. Hal ini menyebabkan kepadatan pulau Jawa jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan kepadatan penduduk yang berada di pulau-pulau
lainnya.
Penyebaran penduduk yang tidak
merata juga menyebabkan tidak seimbangnya kekuatan ekonomi secara umum. Akibat
lanjutnya adalah terjadinya ketimpangan daerah miskin dan daerah kaya. Daerah
yang tampak menguntungkan ( khususnya Pulau Jawa ) akan menjadi serbuan dan
perpindahan penduduk dari daerah lainya. Akibatnya daerah di luar Pulau Jawa
yang memang telah ketinggalan dari segi ekonomi, menjadi semakin tertinggal.
Tidak seimbangnya beban penduduk
antar daerah itu akan berdampak terpusatnya modal di daerah tertentu saja.
Dampak lainnya adalah mengumpulnya tenaga kerja di Pulau Jawa sehingga
persaingan tenaga kerja ( penawaran ) menjadi sangat tinggi. Dengan kondisi
tersebut bisa dilihat bahwa upah tenaga kerja akan menjadi rendah ( sesuai
dengan hukum penawaran ). Rendahnya tingkat upah akan berakibat timbulnya
kesengsaraan dan pengangguran, dan tentu saja masalah kriminalitas akan semakin
menggejala. Sebaliknya di luar Pulau Jawa akan terjadi kekurangan (penawaran )
tenaga kerja sehingga upah akan tinggi. Hal inilah yang menyebabkan biaya
produksi di luar Pulau Jawa sangat tinggi, begitu pula dengan biaya
transportasi. Maka secara tidak langsung kondisi ini akan menyebabkan turunya
pertumbuhan industri dan secara otomatis akan menghambat pertumbuhan ekonomi
secara nasional.
Informasi tentang distribusi
penduduk secara geografis dan terkonsentrasinya penduduk di suatu tempat
memungkinkan pemerintah mengatasi kepadatan penduduk, yang umumnya disertai
dengan kemiskinan, dengan pembangunan dan program-program untuk mengurangi
beban kepadatan penduduk atau melakukan realokasi pembangunan di luar Jawa atau
realokasi penduduk untuk bermukim di tempat lain. Tindakan yang dapat dan
telah dilakukan pemerintah adalah :
- Penyelenggaraan program transmigrasi, sehingga akan terjadi pemerataan sumber daya ke daerah-daerah yang masih membutuhkan. Dengan program ini diharapkan para peserta transmigran dapat meninggalkan ketidakproduktifan mereka, justru mereka mempunyai kesempatan memperbaiki ekonomi mereka dengan mengembangkan daerah baru yang mereka tempati. Suatu pekerjaan yang tidak mudah, namun juga suatu hal yang tidak mustahil untuk berhasil.
- Memperbaiki dan menciptakan lapangan-lapangan kerja baru di daerah-daerah tertinggal. Sehingga penduduk sekitar tidak perlu kekotaatau Pulau Jawa untuk bisa bekerja. Dengan semikian arus urbanisasi dari desa kekota, dari luar ke pulau Jawa dapat dikurangi. Di dalam GBHN sendiri perluasan dan pemerataan lapangan kerja serta mutu dan perlindungan tenaga kerja merupakan kebijaksanaan pokok yang sifatnya menyeluruh di semua sektor. Program-program pembangunan sektoral/regional perlu selalu mengusahakan terciptanya perluasan kesempatan kerja sebanyak mungkin, sehingga dapat meningkatkan produksi.
Angkatan Kerja
Penduduk suatu negara dapat
dibedakan menjadi kelompok tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Pengertian
keduanya dibedakan oleh batas umur kerja. Angkatan kerja atau labour force
adalah jumlah penduduk dengan usia produktif, yaitu 15-64 tahun yang sedang
bekerja ataupun mencari pekerjaan. Usia produktif tersebut dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Bukan angkatan
kerja adalah penduduk dengan usia produktif yang tidak bersedia bekerja. Ukuran
besarnya angkatan kerja bergantung pada besarnya jumlah penduduk yang sedang
mencari pekerjaan.
- Dependecy ratio
Indikator ekonomi ini
dipergunakan untuk mengetahui sejumlah mana tingkat beban atau ketergantungan
penduduk yang tidak produktif terhadap penduduk yang produktif. Semakin
tinggi nilai ratio ini semakin berat pula beban yang harus ditanggung oleh
penduduk yang produktif. Hal ini dapat menghambat proses menuju kemakmuran
secara menyeluruh.
DR = Penduduk usia kerja /
Penduduk diluar usia kerja
- Tingkat partisipasi angkatan kerja
Indikator ini dipergunakan untuk
mengetahui sejauh mana presentase penduduk yang telah memiliki usia kerja telah
bekerja/produktif. Semakin tinggi hasil perhitungan indikator ini, semakin baik
pula keadaannya.
TPKA = ( Angkatan kerja /
Penduduk usia kerja ) . 100%
Profil ketenagakerjaan Indonesia
hingga kini ditandai oleh dua masalah utama, yaitu laju pertumbuhan yang
relatif tinggi dan kualitas angkatan kerja yang relatif rendah. Tentu saja
kedua hal ini memerlukan perhatian khusus. Akibat pertambahan penduduk yang tinggi,
maka jumlah angkatan kerja tidak seharusnya terserap. Bahkan semakin ketatnya
persaingan tenaga kerja, maka angkatan kerja muda yang merupakan tenaga kerja
kurang produktif pun ikut bersaing. Hal ini kurang menguntunkan usaha
pembangunan secara nasional karena golongan muda kurang produktif tersebut
merupakan beban. Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan masalah
yang harus ditangani secara serius karena sangat peka terhadap ketahanan
nasional.
Sistem Pendidikan
Pendidikan memang telah menjadi
penopang dalam meningkatkan sumber daya manusiaIndonesiauntuk pembangunan
bangsa. Oleh karana itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia
Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara
lain. Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di
berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal
itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan
sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi
pembangunan bangsa di berbagai bidang.Adabanyak penyabab mengapa mutu
pendidikan diIndonesia, baik pendidikan formal maupun informal, dinilai rendah.
Menurut tingkat pendidikannya,
penduduk dapat dikelompokkan menjadi penduduk yang buta huruf dan yang melek
huruf. Penduduk yang melek huruf dapat dikelompokkan lagi menurut tingkat
pendidikannya, seperti kelompok tidak sekolah, tidak tamat Sekolah Dasar, tamat
Sekolah Dasar, tamat Sekolah Menengah Pertama, tamat Sekolah Menengah Atas,
tamat Akademi/Perguruan Tinggi, dll. Data tingkat pendidikan akan akan membantu
pemerintah untuk menganalisis kemajuan penyelenggaraan pendidikan
Tingkat pendidikan berkaitan erat
dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tingkat pendidikan yang
tinggi memungkinkan penduduk untuk mengolah sumber daya alam dengan baik.
Disamping itu, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi memudahkan penduduk
dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup, sehingga taraf kehidupan selalu
meningkat. Sebaliknya, tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan
melambatnya kenaikan taraf hidup dan akibatnya kemajuan menjadi terhambat.
Tingkat pendidikan penduduk
Indonesia memang mengalami kemajuan. Meskipun demikian, tingkat pendidikan di
Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara di
dunia lainnya. Bahkan dibandingkan dengan negara-negara ASEAN pun Indonesia
tergolong paling rendah. Beberapa hal yang menyebabkan rendahnya tingkat
pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Sebagian penduduk masih menganggap bahwa sekolah itu tidak penting. Untuk bekal hidup anak cukup melanjutkan pekerjaan orangtuanya secara turun-temurun
- Pendapatan penduduk yang rendah menyebabkan anak tidak dapat melanjutkan sekolah karena tidak mempunyai biaya.
- Belum meratanya sarana pendidikan (gedung sekolah, ruang kelas, buku-buku pelajaran, alat-alat praktikum, guru yang berkualitas, dll)
Langkah-langkah yang akan dan
telah dapat ditempuh pemerintah untuk mengatasi hal ini adalah :
- Meninjau kembali sistem pendidikan di Indonesia yang masih bersifat umum ( general ), untuk dapat lebih disesuaikan dengan disiplin ilmu khusus yang lebih sesuai dengan tuntutan pembangunan. Sehingga lulusan yang dihasilkan menjadi lulusan yang siap kerja dan bukannya siap ‘latih kembali’.
- Menciptakan sarana dan prasaranya pendidikan yang lebih mendukung langkah pertama.
- Membangun sekolah-sekolah baru terutama SD Inpres di daerah-daerah yang kurang jumlah sekolahnya.
- Mengadakan perbaikan dan penambahan alat-alat praktikum, laboratorium, perputakaan dan buku-buku pelajaran.
- Menambah dan meningkatkan kualitas guru.
- Mencanangkan program wajib belajar dan orang tua asuh.
- Memberikan beasiswa kepada murid-murid yang berprestasi atau yang memerlukan bantuan.
- Menjalankan Undang-Undang Dasar (khususnya pasal 31)
4.
Investasi
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan
berarti juga produksi) dari kapital/modal
barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan
datang (barang produksi).
Contoh termasuk membangun rel kereta api,
atau suatu pabrik, pembukaan lahan, atau seseorang
sekolah di universitas. Untuk lebih jelasnya, investasi juga adalah suatu
komponen dari PDB
dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut
dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik, mesin, dll) dan
investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan
dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada
pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang
lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut
akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu
perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi,
tingkat bunga menunjukkan suatu biaya
kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk
mendapatkan bunga.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat investasi
Sebagai sebuah keputusan yng
rasional, investasi sangat ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu tingkat
pengembalian yang diharapkan dan biaya investasi.
- Tingkat Pengembalian yang diharapkan (Expected Rate of Return)
Kemampuan perusahaan menentukan
tingkat investasi yang diharapkan, sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan
eksternal perusahaan.
1)
Kondisi internal perusahaan
Kondisi internal adalah
faktor-faktor yang berada di bawah control perusahaan, misalnya tingkat
efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek tersebut
berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Artinya,
makin tinggi tinggi tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi, maka tingkat
pengembalian yang diharapkan makin tinggi.
Selain ketiga aspek teknis
tersebut di atas, tingkat pengembalian yang diharapkan juga dipengaruhi oleh
factor-faktor nonteknis, terutama di Negara sedang berkembang. Misalnya, apakah
perusahaan memiliki hak dan atau kekuatan monopoli, kedekatan dengan pusat
perusahaan, dan penguasaan jalur informasi.
2)
Kondisi Eksternal Perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi terutama adalah
perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun
internasional. Jikan perkiraan tentang masa depan ekonomi nasional maupun dunia
bernada optimis, biasanya tingkat investasi meningkat, karena tingkat
pengembalian investasi dapat dinaikkan.
Selain perkiraan kondisi
ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat menentukan tingkat
investasi. Kebijakan menaikkan pajak misalnya, diperkirakan akan menurunkan
tingkat permintaan akan agregat. Akibatnya, tingkat investasi akan menurun.
Factor social politik juga menentikan gairah investasi. Jika social polotik
makin stabil, investasi umumnya juga meningkat. Demikian pula faktor keamanan
(kondisi keamanan Negara)
- Biaya investasi
Yang paling menentukan tingkat
biaya investasi adalah tingkat bunga pinjaman; Makin tinggi tingkat
bunganya, maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat berinvestasi makin
menurun.
Namun, tidak jarang, walaupun
tingkat bunga pinjaman rendah, minat akan investasi tetap rendah. Hal ini
disebabkan biaya total investasi masih tinggi. Factor yang memengaruhi terutama
adalah masalah kelembagaan. Misalnya, prosedur izin investasi yang
berbelit-belit dan lama (> 3 tahun), menyebabkan biaya ekonomi dengan
memperhitungkaan nilai waktu uang dari investasi makin mahal. Demikian halnya
dengan keberadaan dan efisiensi lembaga keuangan, tingkat kepastian hokum,
stabilitas politik, dan keadaan keamanan.
- Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan
- Kemajuan teknologi
- Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
- Keuntungan yang diperoleh perusahaa-perusahaan.
Upaya-upaya yang dapat digunakan
untuk membantu memenuhi kebutuhan dana investasi pembangunan adalah:
- Lebih mengembangan ekspor komoditi non-migas, sehingga secara absolut dapat meningkatkan penerimaan pemerintah dari sektor luar negeri. Untuk menunjang langkah ini perlu diusahaan peningkatan nilai tambah dan kemampuan bersaing dari komoditi-komoditi yang akan diekspor tersebut.
- Mengusahakan adanya pinjaman luar negeri yang memiliki syarat lunak, serta menggunakannya untuk kegiatan investasi yang menganut prinsip prioritas.
- Menciptakan iklim investasi yang menarik dan aman bagi para penanaman modal asing, sehingga makin banyak PMA yang masuk keIndonesia.
- Lebih menggiatkan dan menyempurnakan sistem perpajakan dan perkreditan, terutama kredit untuk golongan ekonomi lemah, agar mereka secepatnya dapat berjalan bersama dengan para pengusaha besar dalam rangka peningkatan produktifitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar