Kamis, 12 Januari 2012
Rabu, 11 Januari 2012
BAB 14. BISNIS INTERNASIONAL
Bisnis Internasional
Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan antara Negara
yang satu dengan Negara yang lain. Bisnis terdiri dari berbagai macam tipe,
dan, sebagai akibatnya, bisnis dapat dikelompokkan dengan cara yang
berbeda-beda. Kalsifikasi bisnis berdasarkan aktivitas yang dilakukannya dalam
menghasilkan keuntungan adalah sebagai berikut:
· Manufaktur adalah bisnis yang memproduksi produk yang berasal dari barang mentah atau komponen-komponen,
kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan. Contohnya perusahaan yang
memproduksi barang fisik seperti mobil atau pipa.
· Bisnis
jasa adalah bisnis yang menghasilkan barang intangible (tak
berwujud), dan mendapatkan keuntungan dengan cara meminta bayaran atas jasa
yang mereka berikan. Contohnya adalah konsultan dan psikolog.
· Pengecer dan distributor adalah
pihak yang berperan sebagai perantara barang antara produsen dengan konsumen.
Kebanyakan toko dan perusahaan yang berorientasi-konsumen adalah distributor
atau pengecer.
· Bisnis pertanian dan pertambangan adalah bisnis yang memproduksi
barang-barang mentah, seperti tanaman atau mineral tambang.
· Bisnis informasi
adalah bisnis menghasilkan keuntungan terutama dari penjualan-kembali properti
intelektual (intelellectual property).
· Utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan
jasa untuk publik, seperti listrik dan air yang biasanya didanai oleh
pemerintah.
· Bisnis real estate adalah bisnis yang menghasilkan
keuntungan dengan cara menjual, menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah,
dan bangunan.
· Bisnis transportasi adalah bisnis yang mendapatkan
keuntungan dengan cara mengantarkan barang atau individu dari sebuah lokasi ke
lokasi yang lain.
1. Hakikat Bisnis
Internasional
Seperti tersebut diatas bahwa Bisnis internasional merupakan kegiatan
bisnis yang dilakukan melewati batas negara. Transaksi bisnis seperti ini
merupakan transaksi bisnis internasional (International Trade). Transaksi
bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatu negara dengan perusahaan
lain atau individu di negara lain disebut Pemasaran Internasional atau
International Marketing. Pemasaran internasional berbeda dengan Bisnis
Internasional, yaitu :
a. Perdagangan Internasional (International
Trade)
Dalam perdagangan internasional yang
merupakan transaksi antar Negara itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional
yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor
tersebut maka timbul neraca perdagangan antar negara (balance of tread).
Suatu Negara dapat memiliki surplus seraca
perdagangan atau devisit neraca perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus
menunjukan keadaan dimana Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih
besar dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukan dari negara partner
dagangnya. Dengan neraca perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila
keadaan yang lain konstan maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar
dengan aliran kas keluarnya ke Negara partner dagangnya tersebut. Besar
kecilnya aliran uang kas masuk dan keluar antar negara disebut neraca
pembayaran (balance of paymnets).
Jika neraca pembayaran
mengalami surplus, dikatakan bahwa negara mengalami pertambahan devisa.
Sebaliknya apabila negara itu mengalami devisit neraca perdagangannya maka
berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang dapat dilakukannya dengan
negara lain. Jadi, negara tersebut mengalami devisit neraca pembayaran dan
menghadapi pengurangan devisa Negara.
b. Pemasaran International (International
Marketing)
Pemasaran internasional yang merupakan
keadaan suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan
negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi
bisnis internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil
produksi di luar negeri.
Dalam hal ini maka pengusaha akan terbebas
dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor
impor. Dengan melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di negeri asing maka
tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan dapat berupa barang
dan/ atau jasa. Transaksi ini dapat ditempuh dengan cara:
- Licencing
- Franchising
- Management Contracting
- Marketing in Home Country by Host Country
- Joint Venturing
- Multinational Coporation (MNC)
Semua bentuk transaksi internasional
memerlukan transaksi pembayaran yang sering disebut fee. Negara (Home Country) harus membayar, sedangkan pengirim (Host Country)
memperoleh fee tersebut. Pengertian perdagangan internasional dengan perusahaan
internasional sering dianggap sama, padahal berbeda. Perbedaan utama terletak
pada perlakuannya dimana perdagangan internasinol dilakukan oleh negara
sedangkan pemasaran internasional adalah kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan yang menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif, lebih progresif
dibandingkan perdagangan internasional.
2. Alasan
Melakukan Bisnis Internasional
Suatu negara atau suatu perusahaan melakukan
transaksi bisnis internasional baik dalam bentuk perdagangan internasional yang
umumnya memiliki pertimbangan /alasan. Pertimbangan tersebut meliputi
pertimbangan ekonomis, politis ataupun sosial budaya. Bisnis internasional
memang tidak dapat dihindari karena tidak ada satu negara pun yang dapat
mencukupi seluruh kebutuhan negerinya dari barang-barang atau produk yang
dihasilkan oleh negara itu sendiri.
Hal ini disebabkan karena terjadinya penyebaran yang tidak merata dari sumber
daya baik dari sumber daya alam modal maupun sumber daya manusia.
Ketidakmeratanya sumber daya mengakibatkan adanya keunggulan tertentu baik
suatu Negara tertentu yang memiliki sumber daya tertentu. Contohnya Australia
yang memiliki daratan yang sangat luas yang memiliki jumlah penduduk yang
sangat sedikit, sebaliknya Negara Hong Kong yang memiliki daratan yang sangat
sempit tapi jumlah penduduknya sangat padat. Oleh karena itu, maka dapat kita
lihat beberapa alasan untuk melaksanakan bisnis internasional antara lain
berupa :
1. Spesialisasi antar bangsa–bangsa
Dalam hubungan dengan keunggulan atau
kekuatan tertentu beserta kelemahannya maka suatu negara haruslah menentukan
pilihan strategis untuk memproduksikan suatu komoditi yang strategis yaitu :
a. Memanfaatkan secara maksimal kekuatan
yang ternyata benar-benar paling unggul sehingga dapat menghasilkannya secara
lebih efisien dan paling murah.
b. Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi yang memiliki kelemahan yang tertinggi bagi negerinya.
b. Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi yang memiliki kelemahan yang tertinggi bagi negerinya.
Strategi tersebut berkaitan erat dengan adanya dua buah konsep keunggulan
yang dimiliki oleh suatu negara dibanding negara lain dalam bidang tertentu,
yaitu:
· Keunggulan
absolute (absolute advantage)
Suatu negara dapat dikatakan memiliki
keunggulan absolut apabila negara itu memegang monopoli dalam berproduksi dan
perdagangan terhadap produk tersebut. Hal ini dapat dicapai jika tidak ada
negara lain yang dapat menghasilkan produk tersebut sehingga negara itu menjadi
satu-satunya negara penghasil.
· Keunggulan
komperatif (comparative advantage)
Konsep Keunggulan komparatif merupakan
konsep yang lebih realistik dan banyak terdapat dalam bisnis Internasional,
dimana suatu negara memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk menawarkan
produk tersebut dibandingkan dengan negara lain.
3. Tahap-tahap
dalam Memasuki Bisnis Internasional
Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat atau
melibatkan diri secara bertahap dari tahap yang paling sederhana yang tidak
mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling kompleks dan mengandung
risiko bisnis yang sangat tinggi. Dalam memasuki bisnis internasional ada
beberapa yaitu:
1. Ekspor Insidentil
Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu
perusahaan pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu
dengan melakukan ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi
pada saat adanya kedatangan orang asing di negeri kita kemudian ada yang membeli
barang-barang kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri asing itu.
2. Ekspor Aktif (Purchasing)
Tahap terdahulu dan dapat berkembang terus
kemudian adanya hubungan bisnis yang rutin dan kontinyu, bahkan transaksi yang
semakin aktif. Keaktifan hubungan transaksi bisnis tersebut ditandai dengan
semakin berkembangnya jumlah dan jenis komoditi perdagangan Internasional. Pada
tahap aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif melaksanakan manajemen
atas transaksi itu.
3. Penjualan Lisensi
Tahap berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam tahap ini Negara
pendatang menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima.
Dalam tahap yang dijual adalah hanya merek atau lisensinya saja, sehingga
negara penerima dapat melakukan manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran
maupun proses produksinya termasuk bahan baku serta peralatannya. Untuk keperluan
pemakaian lisensi tersebut maka perusahaan dan negara penerima harus membayar
fee atas lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut.
4. Franchising
Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di
suatu negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi
lengkap dengan segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi,
resep-resep campuran proses produksinya, pengendalian mutunya, pengawasan mutu
bahan baku maupun barang jadinya, serta bentuk pelayanannya. Cara ini sering
dikenal sebagai bentuk “Franchising”.
Dalam hal bentuk Franchise ini maka
perusahaan yang menerima disebut sebagai Franchisee dan perusahaan
pemberi disebut sebagai Franchisor. Pada umumnya berhasil bagi jenis usaha tertentu misalnya bidang kuliner
(makanan).
Contohnya KFC
(Kentucky Fried Chiken), Mc Donalds, California Fried Chiken (CFC), Hoka Bento,
Hanamasa, dan sebagainya.
Contoh Franchise dari Indonesia
adaIah Es Teler 77, Ayam Goreng NY. Suharti, dan sebagainya. Kebaikan yang
antara lain :
a. Manajemen sistem yang sudah teruji.
b. Memiliki nama yang sudah terkenal.
c. Performance record yang sudah mapan untuk
alat penilaian.
Sebaliknya bentuk ini juga memiliki
kejelekan yaitu :
a. Biaya tinggi untuk menrlapatkan Franchise
b. Keputusan bisnis akan dibatasi oleh Francilisor
c. Sangat dipengaruhi oleh kegagalan dari
Franchise lain. Apabila terdapat
kegagalan akan timbul anggapan bahwa bentuk franchise yang lain juga tidak
baik.
5. Pemasaran di Luar Negeri (Active
Marketing)
Tahap berikutnya adalah bentuk Pemasaran di
Luar negeri. Bentuk ini akan memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan
yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang (Host Country) harus aktif dan
mandiri untuk melakukan manajemen pemasaran bagi produknya itu di negeri asing
(Home Country). Pengusaha pendatang yang merupakan orang asing harus mampu
untuk mengetahui perilaku (segmentasi) di negeri penerima itu sehingga dapat
dilakukan program-program pemasaran yang efektif.
6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
Tahap yang terakhir adalah tahap yang paling intensif dalam melibatkan diri
pada bisnis internasional yaitu tahap “Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri”.
Tahap ini juga disebut sebagai “Total International Business”. Bentuk inilah
yang menimbulkan MNC (Multy National Corporation) yaitu Perusahaan Multi
Nasional. Dalam tahap ini perusahaan asing datang dan mendirikan perusahaan di
negeri asing dengan segala modalnya, kemudian memproduksi di negeri itu, lalu
menjuaI hasil produksinya itu di negeri itu juga. Bentuk ini memiliki unsur
positif bagi negara yang sedang berkembang karena dalam bentuk ini negara
penerima tidak perlu menyediakan modal yang sangat banyak untuk mendirikan
pabrik tersebut.
4. Hambatan
dalam Memasuki Bisnis Internasional
Melaksanakan bisnis internasional tentu saja
akan lebih banyak memiliki hambatan ketimbang di pasar domestic. Negara lain
tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan yang sering kai menghambat
terlaksannya transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan atau
budaya Negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena
itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :
1. Batasan perdagangan dan tariff bea masuk
2. Perbedaan bahasa, social budaya/cultural
Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran
bisnis Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan alat
komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi
yang baik maka hubungan bisnis sukar untuk dapat berlangsung dengan Iancar.
Hambatan bahasa saat ini semakin berkurang karena adanya bahasa Internasional yaitu
bahasa lnggris.
Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan
suatu masalah yang harus dicermati pula dalam melakukan bisnis Internasional.
Misalnya saja pemberian warna terhadap suatu produk ataupun bungkusnya harus
hati-hati karena warna tertentu yang di suatu negara memiliki arti tertentu di
negara lain dapat bermakna yang bertentangan.
3. Kondisi politik dan hukum/perundang-undangan
Hubungan politik yang kurang baik antara
satu negara dengan negara yang lain akan mengakibatkan terbatasnya hubungan
bisnis dari kedua negara tersebut. Misalnya, Amerika yang mengembargo komoditi
perdagangan dengan negara-negara Komunis.
Ketentuan Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara Arab melarang produk yang mengandung babi.
Ketentuan Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara Arab melarang produk yang mengandung babi.
4. Hambatan operasional
Hambatan perdagangan atau bisnis
internasional yang lain adalah masalah operasional yakni transportasi atau
pengangkutan barang yang diperdagangkan ke negara yang lain. Transportasi ini
seringkali sukar untuk dilakukan karena antara kedua negara itu belum memiliki
jalur pelayaran kapal laut yang reguler. Hal ini dapat mengakibatkan biaya
pengangkutan atau ekspedisi menjadi sangat mahal yang dikarenakan pengangkutnya
hanya melayani satu negara itu saja.
5. Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional pada hakikatnya
adalah suatu perusahaan yang melaksanakan kegiatan secara internasional atau
dengan kata lain melakukan operasinya di beberapa Negara. Perusahaan macam ini
sering disebut Multinasional Corporations (MNC). Setiap Negara akan terpengaruh
oleh tindakan yang dilakukan oleh Negara lain. Hal ini terjadi karena dengan
cara yang sangat cepat kita dapat mengetahui suatu kejadian yang terjadi di
setiap Negara di dunia ini seiring dengan kemajuan teknologi dan komunikasi.
Timbulah kecenderungan bahwa permintaan
ataupun kebutuhan masyarakat di mana pun di dunia ini mendekati hal yang sama.
Kebutuhan akan barang-barang konsumsi atau untuk kehidupan sehari-hari
cenderung tidak berbeda antara Negara. Oleh karena kesamaan inilah yang
mendorong perusahaan untuk beroperasi secara Internasional. Selanjutnya,
perusahaan mencoba untuk mencari tempat untuk memproduksi barang dan memasarkannya
ke dunia, sehingga akan lebih ekonomis dan kompetitif.
Adanya batasan ekspor-impor antar negara mendorong suatu perusahaan untuk
hanya memproduksi barang di negeri sendiri dan kemudian menjualnya di negeri
itu juga meskipun pemiliknya adalah dari luar negeri. Dengan demikian,
pembatasan ekspor-impor menjadi tidak berlaku lagi baginya. Contoh perusahaan
multinasional: Coca Cola, Johnson & Johnson, Nestle dari Switzerland,
Unilever dari Belanda dan lnggris, Bayer dati Jerman, dan sebagainya.
BAB 13. TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS
Proses produksi seringkali menyebabkan benturan kepentingan (masyarakat dengan perusahaan). Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar, menengah, maupun kecil). Benturan ini kerap kali karena perusahaan menimbulkan polusi (udara, air limbah, suara bahkan mental kejiwaan).
Klasifikasi Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial. Dalam menunaikan tanggung jawab sosial, perusahaan dituntut untuk mengindahkan etika bisnis.
Hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis :
- Dorongan dari pihak luar, dari
lingkungan masyarakat. Seringkali menghadapi kendala berupa adanya biaya
tambahan yang kadang cukup besar bagi perusahaan dan diperhitungkan dalam
untung-rugi perusahaan.
- Dorongan dari dalam bisnis itu
sendiri, sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa, karsa dan karya
yang ikut mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur.
Penerapan prinsip manajemen terbuka, hubungan industrialis Pancasila,
Pengendalian mutu terpadu dengan gugus kendali mutunya merupakan
contoh-contoh penerapan manajemen yang berorientasi hubungan kemanusiaan.
Klasifikasi
masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah
bisnis sebagai berikut :
- Penerapan Manajemen Orientasi
Kemanusiaan
Kegiatan intern yang
muncul bersifat sangat kaku, keras, zakeliyk (saklek), birokratik, dan
otoriter. Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-belit
sering menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pihak lain yang
berhubungan. Hubungan yang kurang manusiawi pun kerap terjadi antara perusahaan
dengan pihak luar (pelanggan, masyarakat umum).
- Ekologi dan Gerakan Pelestarian
Lingkungan
Ekologi yang menitikberatkan
pada keseimbangan manusia dan alam lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses
produksi. Sebagai contoh maraknya penebangan hutan sebagai bahan dasar industry
perkayuan, perburuan kulit ular dan buaya yang diperuntukan untuk industri
kerajinan kulit, penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak maupun racun
yang merusak alam sekitar.
- Penghematan Energi
Pengurasan secara
besar-besaran energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui seperti batubara, minyak, gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahwa
sumber daya tersebut tidak dapat diperbarui telah mendorong dilaksanakannya
proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut. Yang dapat
disebut dengan sumber daya alternatif diantaranya adalah pemanfaatan tenaga
surya, nuklir, angin, air, serta laut.
- Partispasi pembangunan bangsa
Kesadaran masyarakat
pebisnis terhadap sukses pembangunan sangat diperlukan. Karena dengan adanya
kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah menangani masalah pengangguran
dengan cara ikut melibatkan tenaga kerja yang ada, sebagai bentuk tanggung
jawab sosial pada lingkungan sekitar perusahaan beroperasi.
- Gerakan Konsumenrisme
Awal
perkembangannya tahun 1960-an di Negara Barat yang berhasil memberlakukan
Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang meliputi beragam aspek, mulai dari
perlindungan atas praktik penjualan paksa sampai pemberian izin lisensi bagi
petugas reparasi alat rumah tangga.
Tujuan dari gerakan konsumerisme ini adalah :
* Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktik bisnisnya.
* Pelaksanaan strategi advertensi/periklanan yang realistic dan mendidik serta tidak menyesatkan masyarakat.
* Diselanggarakan panel-panel diskusi antara wakil konsumen dengan produsen.
* Pelayanan purna jual yang lebih baik.
* Berjalannya proses Public Relation (PR) yang lebih menitikberatkan pada kepuasan konsumen daripada konsumsi semata.
Tujuan dari gerakan konsumerisme ini adalah :
* Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktik bisnisnya.
* Pelaksanaan strategi advertensi/periklanan yang realistic dan mendidik serta tidak menyesatkan masyarakat.
* Diselanggarakan panel-panel diskusi antara wakil konsumen dengan produsen.
* Pelayanan purna jual yang lebih baik.
* Berjalannya proses Public Relation (PR) yang lebih menitikberatkan pada kepuasan konsumen daripada konsumsi semata.
Etika
Bisnis
Merupakan
penerapan secara langsung tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari
dalam perusahaan itu sendiri. Etika pergaulan dalam melaksanakan bisnis disebut
etika pergaulan bisnis.
Hubungan
antara bisnis dengan langganan atau konsumen
Merupakan
pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui. Berikut
beberapa contohnya:
- Kemasan yang berbeda beda
menyulitkan konsumen untuk membandingkan harga terhadap produk.
- Kemasan membuat konsumen tidak
dapat mengetahui isi didalamnya, sehinga diperlukan penjelasan tentang isi
serta kandungan yang terdapat dalam produk tsb.
- Promosi, terutama iklan
merupakan gangguan etis yang paling utama.
- Pemberian service dan garansi
sebagai bagian dari layanan purna jual.
Hubungan
Dengan Karyawan
Bentuk
hubungan ini meliputi atau rekruitmen ( pelatihan atau training ), promosi,
transfer, demosi maupun pemberhentian. Dimana semua bentuk hubungan tersebut
harus dijadikan objekif dan jujur.
Hubungan
antara Bisnis
Merupakan
hubungan yang terjadi diantara perusahaan, baik perusahaan kolega, pesaing,
penyalur, grosir maupun distributornya.
Hubungan
Dengan Investor
Pemberian
informasi yang benar terhadap investor maupun calon investor merupakan bentuk
hubungan ini. Sehingga dapat menghindari pengambilan keputusan yang keliru.
Hubungan
dengan Lembaga Keuangan
Hubungan
dengan lembaga keuangan, terutama Jawata Pajak pada umumnya merupakan hubungan
yang bersifat financial berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan.
Pelaksanaan
tanggung jawab sosial merupakan penerapan dan pelaksanaan kepedulian bisnis
erhadap lingkungan serta mengikuti etika bisnis. Penerapan etika bisnis adalah
maksud dari konsep stockholder.
Bentuk-Bentuk
Tanggung Jawab Sosial suatu Bisnis
- Pelaksanaan Hubungan
Industrialis Pancasila (HIP)
Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan
pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur kewajiban
dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh hak karyawan adalah cuti,
tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
- Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL)
Penanganan
limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga
lingkungan.
- Penerapan Prinsip Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3)
Penekanan
pada faktor keselamatan pekerja dengan menggunakan alat-alat yang berfungsi
menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung, maupun pakaian
khusus lainnya.
- Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem
perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik
masyarkat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak
perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil
disekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.
- Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat
Sistem
ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai
mitra kerja yang harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabkan masalah
kepada pengusaha besar. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran tinggi dalam
pelaksanaannya.
sumber:
http://www.google.co.id/search?q=klasifikasi+aspek+pendorong+tanggung+jawab+sosial&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis-20/
http://magetanonline.com/wp-content/uploads/2011/06/csr-indonesia.jpg
sumber:
http://www.google.co.id/search?q=klasifikasi+aspek+pendorong+tanggung+jawab+sosial&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis-20/
http://magetanonline.com/wp-content/uploads/2011/06/csr-indonesia.jpg
BAB 12. TEKNIK ANALISIS MERAMALKAN KAS PERUSAHAAN
Keuangan
perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate finance adalah bidang
keuangan berurusan dengan keputusan pendanaan perusahaan bisnis membuat dan
alat dan analisis yang digunakan untuk membuat keputusan. Tujuan utama dari
keuangan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan sambil
mengelola perusahaan keuangan risiko . Meskipun pada dasarnya berbeda dari
pembiayaan manajerial yang mempelajari keputusan keuangan dari semua
perusahaan, bukan perusahaan sendiri, konsep utama dalam mempelajari corporate
finance berlaku untuk masalah keuangan dari semua jenis perusahaan.
Disiplin
dapat dibagi menjadi panjang dan jangka pendek keputusan panjang dan teknik.
Modal investasi -jangka keputusan pilihan panjang tentang proyek-proyek yang
menerima investasi, apakah untuk membiayai bahwa investasi dengan ekuitas atau
hutang , dan kapan atau apakah untuk membayar dividen kepada pemegang saham .
Di sisi lain, jangka pendek keputusan berurusan dengan jangka pendek dari saldo
aktiva lancar dan kewajiban lancar , fokus di sini adalah pada pengelolaan uang
tunai, persediaan , dan pinjaman jangka pendek dan pinjaman (seperti istilah di
kredit kepada pelanggan) .
Penggunaan
"corporate finance" istilah bervariasi di seluruh dunia. Di Amerika
Serikat digunakan untuk menggambarkan kegiatan, keputusan dan teknik yang
menangani banyak aspek perusahaan keuangan dan modal. Di Inggris dan
Persemakmuran negara, istilah "corporate finance" dan "pemodal
perusahaan" cenderung berhubungan dengan perbankan investasi - yaitu
dengan transaksi di mana modal dibangkitkan untuk perusahaan. Ini mungkin
termasuk :
- modal pembangunan atau
perluasan
- akuisisi atau penjualan
perusahaan swasta
- demergers dan pengambilalihan
perusahaan publik, termasuk kesepakatan publik-ke-swasta
- Manajemen buy-out, buy-in atau
serupa perusahaan, divisi atau anak - biasanya didukung oleh ekuitas
swasta
- Ekuitas isu oleh perusahaan,
termasuk flotasi perusahaan di bursa saham diakui dalam rangka
meningkatkan modal untuk pengembangan dan / atau untuk merestrukturisasi
kepemilikan
- Meningkatkan modal melalui isu
bentuk lain dari ekuitas, hutang dan efek yang bersangkutan untuk
refinancing dan restrukturisasi usaha
- Pembiayaan bersama usaha,
pembiayaan proyek, keuangan infrastruktur, kemitraan publik-swasta dan privatisasi
- masalah ekuitas sekunder, baik
dengan cara menempatkan pribadi atau isu-isu lebih lanjut tentang pasar
saham, terutama di mana dikaitkan dengan salah satu transaksi yang
tercantum di atas.
- Budidaya hutang dan
restrukturisasi hutang, terutama bila dikaitkan dengan jenis transaksi
yang tercantum di atas
Corporate
finance menggunakan alat dari hampir semua bidang keuangan. Beberapa alat yang
dikembangkan oleh dan untuk perusahaan memiliki aplikasi yang luas untuk
entitas selain perusahaan, misalnya, untuk kemitraan, perseorangan,
organisasi-organisasi nirlaba, pemerintah, reksa dana, dan manajemen kekayaan
pribadi. Namun dalam kasus lain penerapannya sangat terbatas di luar arena
corporate finance. Karena menangani perusahaan dalam jumlah uang jauh lebih
besar daripada individu, analisis telah berkembang menjadi sebuah disiplin
sendiri. Hal ini dapat dibedakan dari keuangan pribadi dan keuangan publik .
Keuangan
Perusahaan di bagi menjadi 3 :
- Divestasi
Divestasi
adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam bentuk finansial atau barang,
dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. Ini
adalah kebalikan dari investasi pada aset yang baru.
Motif
:
Perusahaan
memiliki beberapa motif untuk divestasi.
Pertama,
sebuah perusahaan akan melakukan divestasi (menjual) bisnis yang bukan
merupakan bagian dari bidang operasional utamanya sehingga perusahaan tersebut
dapat berfokus pada area bisnis terbaik yang dapat dilakukannya. Sebagai
contoh, Eastman Kodak, Ford Motor Company, dan banyak perusahaan lainnya telah
menjual beragam bisnis yang tidak berelasi dengan bisnis utamanya.
Motif
kedua untuk divestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Divestasi
menghasilkan keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan karena divestasi
merupakan usaha untuk menjual bisnis agar dapat memperoleh uang. Sebagai
contoh, CSX Corporation melakukan divestasi untuk berfokus pada bisnis utamanya
yaitu pembangunan rel kereta api serta bertujuan untuk memperoleh keuntungan
sehingga dapat membayar hutangnya pada saat ini.
Motif
ketiga bagi divestasi adalah kadang-kadang dipercayai bahwa nilai perusahaan
yang telah melakukan divestasi (menjual bisnis tertentu mereka) lebih tinggi
daripada nilai perusahaan sebelum melakukan divestasi. Dengan kata lain, jumlah
nilai aset likuidasi pribadi perusahaan melebihi nilai pasar bila dibandingkan
dengan perusahaan pada saat sebelum melakukan divestasi. Hal ini memperkuat
keinginan perusahaan untuk menjual apa yang seharusnya bernilai berharga
daripada terlikuidasi pada saat sebelum divestasi.
Motif
keempat untuk divestasi adalah unit bisnis tersebut tidak menguntungkan lagi.
Semakin jauhnya unit bisnis yang dijalankan dari core competence perusahaan,
maka kemungkinan gagal dalam operasionalnya semakin besar.
Metode
Divestasi :
Beberapa
perusahaan menggunakan teknologi untuk memfasilitasi proses divestasi beberapa
divisi. Mereka mempublikasikan informasi tentang divisi mana saja yang ingin
mereka jual pada situs resmi mereka sehingga dapat dilihat oleh perusahaan lain
yang sekiranya tertarik untuk membeli divisi tersebut. Sebagai contoh, Alcoa
telah mendirikan sebuah online showroom yang menampilkan divisi yang mereka
jual. Dengan melakukan komunikasi secara online, Alcoa telah mengurangi biaya
yang dibutuhkan untuk membiayai divisi yang bergerak pada hotel, usaha
transportasi, dan urusan pertemuan.
- Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu
Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (Bahasa Inggris: Rights Issue) atau disingkat
HMETD dalam pasar modal Indonesia adalah hak yang diperoleh para pemegang saham
yang namanya telah terdaftar dalam daftar pemegang saham suatu perseroan
terbatas untuk menerima penawaran terlebih dahulu apabila perusahaan sedang
menjalani proses emisi atau pengeluaran saham-saham dari saham portopel atau
saham simpanan. Hak tersebut diberikan dalam jangka waktu 14 hari terhitung
sejak tanggal penawaran dilakukan dan jumlah yang berhak diambil seimbang
dengan jumlah saham yang mereka miliki secara proporsional.
- Kebangkrutan.
Kebangkrutan
adalah ketidakmampuan yang dinyatakan secara legal oleh individu atau
organisasi untuk membayar kreditur mereka.
Kebangkrutan
telah dicatat di Perjanjian Lama dan Timur Jauh.
Estimasi
penjualan
peramalan
penjualan, yaitu merupakan ramalan unit dan nilai uang penjualan suatu perusahaan.
Penyusunan perencanaan keuangan apabila disajikan dengan benar, maka informasi
tersebut akan berguna bagi pihak manajemen perusahaan dalam rangka pengembangan
usaha yang dilakukan. Apabila perencanaan keuangan dilakukan secara tepat maka
pihak manajemen perusahaan mampu untuk berusaha secara maksimal dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Estimasi
produksi
Anggaran
produksi adalah anggaran penjualan yang disesuaikan terhadap perubahan
persediaan.
Estimatis
Pembelian Barang Langsung.
adalah
pembelian barang secara langsung, baik berupa langsung maupun sistem online.
estimatis ini sangat menguntungkan bagi penjual maupun pembeli. karena penjual
bisa memprodukan barang daganganya dengan cara sistem online, dan si pembeli
juga dapat lebih menghuntungkan dan menghematkan.karena pembeli tidak perlu
meluangkan waktu yang lama untuk datang dan pergi ke sana. cukup hanya dengan
berada di depab komputer dan memilih barang mana yang akan di belinya. lalu
mentransferkan jumlah uang yang sudah tertera, dengan cara seperti itu pihak
pembeli maupun pihak penjual dapat memperolehkan keuntungan.
Estimatis
Pemakaian Barang Langsung.
adalah
barang yang bisa langsung di gunakan tanpa memerlukan proses terlebih dahulu,
atau barang yang sudah di beli bisa langsung di pakai atau di gunakan.
sebagai
contoh :
pakaian,
mobil, makanan ataupun minuman, dll.
barang-barang
itu bisa langsung di pakai tanpa di proses lagi seperti barang yang lain.
Upah
Langsung.
Upah langsung adalah upah yang di berikan atasan atau manajer tanpa atau lewat
perantara, upah ini di berikan langsung kepada orangnya langsung ataua kepada
karyawan itu sendiri. tidak di lakukan dengan sistem kartu kredit.
Estimasi
Beban Fabrikase.
adalah
estimasi yang menjelaskan tentang beban pabrikasi,
Estimasi
Harga Pokok Penjualan.
adalah
harga yang sudah mutlak atau harga pokok barang yang di jual tanpa bisa
mengalami perubahan, harga ini sudah mutlak di berikan oleh sie penjual untuk
sie pembeli agar tidak terjadi negoisasi dalam penjualan barang ini.
Estimasi
Beban Penjualan.
Adalah
beban sie penjual karena terdapat beberapa faktor yang membuat perusahaan atau
sie penjual oeleh pihak-pihak tertentu.
misalkan
beban pajak, kerusakan barang-barang, apapun yang membuat perusahaan menjadi
beban.
Estimasi
Beban Administrasi.
Beban
administrasi perusahaan yang fokus dari kepentingan politik pada saat ini.
Badan Penelitian Eim estimasi total biaya administrasi di sektor pekerjaan
sementara.
Penyebab
utama dari ukuran biaya administrasi di sektor pekerjaan sementara adalah:
- tingginya jumlah pekerja
pekerjaan sementara dan tingginya laju perubahan pada pekerja pekerjaan
sementara (rata-rata tahunan: 1,3 juta pendaftaran, 1,1 juta penempatan
dan 15,6 juta pembayaran remunerasi);
- perubahan undang-undang banyak
dan perubahan kecil yang menghadapi sektor pekerjaan sementara;
- penerapan sistem pembayaran
remunerasi mingguan (bukan bulanan atau per 4 minggu), yang melekat pada
penggunaan pekerja flex.
Estimasi
Laba Rugi.
adalah
laporan keuangan suatu perusahan yang menunjukan keuntungan atau kerugian. di
mana semua laporan keuangan di tunjukan pada estimasi ini, karena dengan
estimasi ini perusahaan ini bisa mengetahui apakah perusahaan ini mendapatkan
keuntungan atau laba ataupun memperoleh kerugian.
Estimasi
Kas.
adalah
laporan keuangan yang menunjukan berapa uang yang di punyai oleh perusahaan
itu, karena dengan adanya kas perusahaan dapat mengetahui berapa jumlah uang
atau kas yang ada.
apakah
perusahan tersebut memperoleh keuntungan atau kenaikan kas atau bahkan memeproleh
penurunan kas.
sumber
(diambil pada 27nov2011 11:00-13:06):
Langganan:
Postingan (Atom)