1. Kewiraswastaan,
wiraswasta, wiraswastawan
Pengertian
1. Kewiraswastaan adalah suatu profesi yang timbul karena interaksi antara ilmu pengetahuan
yang diperoleh dari pendidikan formal dengan seni yang hanya dapat diperoleh
dari suatu rangkaian kerja yang diberikan dalam praktik.
2. Wiraswasta adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan
guna mengambil keuntungan darinya serta mengambil tindakan yang tepat, guna
memastikan kesuksesan.
3. Kewiraswastawan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang
positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau
pelayanan yang baik pada masyarakat, dengan selalu mencari pelanggan lebih
banyak dan melayani pelanggan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk
yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui
keberanian mengambil resiko, kreatifitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.
Ciri-ciri
seorang entrepreneur menurut Edvardson adalah sebagai berikut:
1. Internal locus of control (memiliki sikap/ketetapan
hati)
2. High energy level (bersemangat tinggi)
3. High need for achievemant (motivasi berprestasi
tinggi)
4. Tolerance for ambiguity (dapat memahami perbedaan
pendapat)
5. Self confidence (percaya diri)
6. Action oriented (berorientasi tindakan)
Ciri-ciri
wiraswastawan :
1. Percaya diri
2. Memiliki daya intuisi yang tajam
3. Berorientasi pada tugas dan hasil
4. Berani mengambil resiko
5. Memiliki kemampuan memimpin
6. Berorientasi pada masa depan
7. Sikap tanggap kepada perubahan
8. Kreatifitas yang tinggi
9. Keorisinilan
Unsur
penting wiraswasta :
1. Meningkatkan produktifitas
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan
pekerjaan
3. Menciptakan tekhnologi, produk baru
4. Mendorong inovasi
5. Membantu organisasi bisnis yang besar
2. Perusahaan
Kecil dan Lingkungan Perusahaan
Cara memasuki usaha kecil :
1. Anak-anak biasanya mengambil bisnis keluarga
2. Beberapa orang memilih bisnis yang sudah mapan
3. Memulai suatu usaha yang baru
Ada beberapa area ekonomi yang biasanya menjadi
konsentrasi usaha kecil, yaitu :
1. Manufaktur. Bisnis manufaktur meliputi bahan baku
manjadi produk yang dibutuhkan oleh masyarakat, oleh karena itu pemilik harus
memahami produksi dan pemasaran dan bagaimana bisnis-bisnis ini berfungsi
saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
2. Jasa. Jasa merupakan produk yang tidak dapat diraba
secara fisik tidak dapat dimiliki dan yang meliputi kinerja atau karya.
3. Grosir. Grosir meliputi penjualan ke penjual yang
lain, seperti pengecer.
4. Pengecer. Pengecer merupakan pedagang yang menjual
barang-barang kepada konsumen akhir.
Usaha kecil memiliki beberapa keunggulan komparatif,
yaitu :
1. Usaha kecil beroperasi menebar diseluruh pelosok
dengan berbagai ragam bidang usaha.
2. Usaha kecil beroperasi dengan investasi modal untuk
aktiva tetap pada tingkat yang rendah.
3. Sebagian besar usaha kecil dapat dikatakan padat karya
yang disebabkan pengguna tekhnologi sederhana.
3. Perkembangan
Franchising di Indonesia
Konsep franchise pertama kali berkembang di Indonesia
pada tahun 1970an, dengan berdirinya KFC, Swensen, dan Shakey Pisa yang
kemudian diikuti oleh Burger King dan Seven Eleven.
Pada tahun 1990,melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia
yang semakin membaik, politik yang stabil dan keamanan yang terjamin, para
investor dari luar negeri mulai melirik Indonesia dan di sini, franchise asing
mulai booming di pasar Indonesia .
Pada tahun 1992, di Indonesiat terdapat 29 franchise
yang berasal dari luar negeri dan 6 franchise lokal, dan secara keseluruhan, di
Indonesia tersebar sekitar 300 outlet. Pada tahun 1997, jumlah franchisor
meningkat hingga 265 franchise, di mana terdapat 235 franchise internasional
dan 30 franchise lokal. Dan jumlah keseluruhan outlet adalah 2000. Pada
tahun 1997, terjadi krisis moneter di Indonesia. Pada saat ini, diikuti oleh
krisis ekonomi dan politik di Indonesia pada tahun 1998 yang mengakibatkan
jatuhnya industri franchise di Indonesia. Banyak franchisor asing yang
meninggalkan Indonesia dan hampir sekitar 500 outlet yang tutup oleh karena
kondisi yang tidak mendukung ini. Pada saat itu, jumlah franchise dari luar
negeri yang beroperasi di Indonesia menurun dari 230 hingga 170-180 franchise.
Tetapi justru pada saat ini, franchise lokal mulai memadati pasar franchise
Indonesia dari 30 meningkat hingga 85 merek produk yang berkembang.
Evolusi perkembangan jumlah franchise di Indonesia
terlihat di tabel berikut:
Tahun
|
1992
|
1995
|
1996
|
1997
|
2000
|
2001
|
2005
|
2006
|
Asing
|
29
|
117
|
210
|
235
|
222
|
230
|
237
|
220
|
Lokal
|
6
|
15
|
20
|
30
|
39
|
42
|
129
|
230
|
Total
|
35
|
210
|
230
|
165
|
261
|
272
|
366
|
450
|
*Sumber : Direktori Franchise Indonesia Edisi 3, 2007
Hingga saat ini, franchise lokal berkembang hingga 360
merek produk, di mana terdapat 9000 outlet, baik sebagai franchisee ataupun
company owned.
Menurut Sugiyanto Wibawa, konsultan retail marketing,
terdapat 2 faktor yang mendorong para investor dalam berinvestasi di dunia
franchising. Pertama, jumlah mall dan retail space yang meningkat dari 75.900m²
menjadi 1.78 juta m² di tahun 2004 (sumber: Sugiyana Wibawa, Bisnis Indonesia,
Senin, 27 Des 2004) dan 2.82 juta m² di tahun 2006 (sumber : PT Procon Indah,
Bisnis Indonesia, Senin 27 Des 2004). Agen properti mempromosikan space di mall
sebagai salah satu investasi yang menguntungkan.
Faktor ke-2, tarif/bunga deposito yang perlahan lahan
menurun. Hal ini mendorong para investor untuk melihat kesempatan investasi
lainnya yang lebih prospektif dan menguntungkan serta dengan resiko yang lebih
kecil.
4. Ciri-ciri
Perusahaan Kecil
Ciri-ciri perusahaan kecil :
1. Manajemen berdiri sendiri
2. Modal disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok
kecil
3. Daerah operasinya local
4. Ukuran dalam keseluruhan relative kecil
5. Perbedaan
Antara Kewiraswastaan dan Bisnis Kecil
PERUSAHAAN
KECIL :
1. Umumnya dikelola pemilik
2. Struktur organisasi sederhana
3. Pemilik mengenal karyawan
4. Presentase kegagalan perusahaan tinggi
5. Kekurangan manajer yang ahli
6. Modal jangka panjang sulit diperoleh
PERUSAHAAN
BESAR :
1. Dikelola bukan oleh pemilik
2. Struktur organisasi kompleks
3. Pemilik hanya mengenal sedikit karyawan
4. Presentase kegagalan rendah
5. Banyak ahli manajemen
6. Modal jangka panjang relatif mudah didapatkan
sumber : pengantar bisnis karya Pandji Anoraga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar