Sabtu, 04 Juli 2015

Pasar Modal Internasional

Kompetisi Global

Faktor lain yang turut menyumbangkan semakin pentingnya akuntansi internasional adalah fenomena kompetisi global. Penentuan acuan (benchmarking), suatu tindakan untuk membandingkan kinerja satu pihak dengan suatu standar yang memadai, bukanlah hal yang baru. Yang baru adalah standar perbandingan yang digunakan kini melampaui batas-batas nasional.
Dalam penentuan acuan terhadap pesaing internasional, seseorang harus berhati-hati untuk memastikan bahwa perbandingan yang dilakukan memang benar-benar dapat dibandingkan. Sebagai contoh, satu alat ukur kinerja yang sering digunakan adalah pengembalian atas ekuitas (return on equity-ROE).

Internasionalisasi Pasar Modal
Faktor yang banyak menyumbang perhatian lebih terhadap akuntansi internasional dikalangan eksekutif perusahaan, investor, regulator pasar, pembuat standar akuntansi dan para pendidik ilmu bisnis adalah internasionalisasi pasar modal seluruh dunia. Federasi Pasar Modal Dunia ( World Federation of Exchanges ) melaporkan bahwa perusahaan domestik mencatatkan sahamnya meningkat di beberapa pasar dan menurun dibeberapa pasar lainya selama masa-masa dekade sekarang, yang sebagian disebabkan oleh merger dan akuisisi, yang juga berakibat pada penghapusan pencatatan saham (delisting) yang dilakukan beberapa perusahaan yang terkait. Tiga wilayah pasar ekuitas terbesar adalah sebagai berikut :

a.   Amerika Utara

Ekonomi AS dan pasar sahamnya mengalamai pertumbuhan tanpa henti selama tahun 1990 pada tahun 2000, baik NYSE maupun Nasdaq mendominasi bursa efek lain diseluruh dunia dalam hal kapitalisasi pasar, nilai perdagangan saham domestik, nilai perdagangan saham asing, modal yang diperoleh perusahaan yang baru terdaftar, jumlah perusahaan domestik yang mencatatkan saham dan jumlah perusahaan asing yang mencatatkan sahamnya.

b.    Asia

Asia diperkirakan akan menjadi wilayah pasar ekuitas kedua terpenting. RRC
(Republik Rakyat Cina) muncul sebagai perekonomian global utama dan negara- negara “ Macan Asia “ mengalami pertumbuhan dan pembangunan yang fenomenal. Beberapa krisis keuangan di Asia menunjukkan kerentanan dan ketidakmatangan perekonomian di Asia dan memperlambat pertumbuhan pasar modal di wilayah ini. Ditambah lagi pendapat dari kritikus mengenai lemahnya pengukuran akuntansi, pengungkapan dan standar auditing serta pengawasan dan penegakan implementasi standar tersebut.

Namun demikian prospek pertumbuhan masa depan dalam pasar ekuitas
Asia tampak kuat. Kapitalisasi pasar sebagai presentase dari produk domestik bruto (Gross Domestic Product-GDP) di Asia terbilang rendah dibandingkan di Amerika Serikat dan beberapa pasar utama Eropa, yang menunjukkan bahwa pasar ekuitas dapat memainkan peranan yang lebih besar di perekonomian Asia.

c.   Eropa Barat

Eropa adalah wilayah pasar ekuitas terbesar kedua di dunia dalam hal kapitalisasi pasar dan volume perdagangan. Perluasan ekonomi secara signifikan turut menyumbangkan pertumbuhan pasar ekuitas yang cepat selama paruh kedua tahun 1990-an. Faktor terkait di Eropa continental adalah perubahan perlahan menuju orientasi ekuitas yang sudah lama menjadi cirri-ciri pasar ekuitas London dan Amerika Utara


Sumber :
Choi, Frederick, D.S dan Gary K. Meek. 2010. International Accounting, Buku 1, Edisi 6, Jakarta : Salemba Empat.


Jumat, 05 Desember 2014

Kasus Kecurangan Dalam Akuntansi

Definisi Fraud
Secara harafiah fraud didefenisikan sebagai kecurangan, namun pengertian ini telah dikembangkan lebih lanjut sehingga mempunyai cakupan yang luas. Black’s Law Dictionary Fraud menguraikan pengertian fraud mencakup segala macam yang dapat dipikirkan manusia, dan yang diupayakan oleh seseorang, untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua cara yang tidak terduga, penuh siasat. Licik, tersembunyi, dan setiap cara yang tidak jujur yang menyebabkan orang lain tertipu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa fraud adalah perbuatan curang (cheating) yang berkaitan dengan sejumlah uang atau properti.
Berdasarkan defenisi dari The Institute of Internal Auditor (“IIA”), yang dimaksud denganfraud adalah “An array of irregularities and illegal acts characterized by intentional deception”: sekumpulan tindakan yang tidak diizinkan dan melanggar hukum yang ditandai dengan adanya unsur kecurangan yang disengaja.
Webster’s New World Dictionary mendefenisikan fraud sebagai suatu pembohongan atau penipuan (deception) yang dilakukan demi kepentingan pribadi, sementara International Standards of Auditing seksi 240 – The Auditor’s Responsibility to Consider Fraud in an Audit of Financial Statement paragraph 6 mendefenisikan fraud sebagai “…tindakan yang disengaja oleh anggota manajemen perusahaan, pihak yang berperan dalam governanceperusahaan, karyawan, atau pihak ketiga yang melakukan pembohongan atau penipuan untuk memperoleh keuntungan yang tidak adil atau illegal”.
Apapaun itu defenisinya, menurutku fraud tetaplah fraud, dimanapun itu dilakukan, baik dilingkungan swasta maupun di sektor publik. Motifnya sama, yaitu sama-sama memperkacaya diri sendiri/golongan dan modus operandinya sama, yaitu dengan melakukan cara-cara yang illegal.

Kasus Fraud di Indonesia
Bank Indonesia (BI) mengakui banyaknya kasus fraud atau pembobolan bank akhir-akhir ini disebabkan karena lemahnya pengawasan internal. Bank sentral meminta bank untuk introspeksi serta membenahi pengendalian internal dengan mengoptimalkan manajemen risiko. “Kasus-kasus yang terjadi merupakan kesempatan perbankan Indonesia untuk introspeksi untuk menyempurnakan pengawasan ke arah yang lebih berbasis risiko. Juga fokus pada aspek kepatuhan dan fungsional terutama risiko operasional untuk memitigasi risiko termasuk internal auditor,” ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah disela diskusi mengenai banking efficiency award 2011 di Hotel Nikko, Jakarta, Rabu (22/6/2011).
Dicontohkan Halim, beberapa kasus besar industri perbankan global misalnya saja di Singapura beberapa waktu lalu juga dikarenakan lemahnya pengawasan internal dan level top manajemen. Kasus di Indonesia, sambung Halim tidak jauh dari hal tersebut dimana terdapat beberapa kelemahan. “Antara lain level top manajemen dalam melakukan review secara berkala terhadap kebijakan sistem prosedur SOP dan pengendalian internal, kemudian pengawasan internal yang kurang optimal serta adanya kelemahan implementasi kebijakan sistem dan prosedur serta SDM yang kurang menjalankan prinsip Know Your Employee,” paparnya.
“Ditambah ada beberapa pejabat yang kelewat batas dengan dapat mudahnya memodifikasi data nasabah yang tidak diketahui pimpinan bank sehingga terjadi penarikan tanpa diketahui,” imbuh Deputi Bidang Pengawasan BI ini. Maka dari itu, Halim menyampaikan BI akan menyempurnakan sejumlah aturan untuk memperkuat good corporate governance dalam melindungi kepentingan nasabah dan industri perbankan. Aturan yang digodok antara lain menyempurnakan kontrol internal yang efektif, ketersediaan standard operational procedure yang memadai dan mendorong pengawasan aktif dari direksi dan komisaris.
Selain itu, bank sentral juga akan menyempurnakan pengawasan dengan penguatan fungsi Direksi Kepatuhan yang lebih optimal dan satuan kerja audit internal dan manajemen risiko yang dapat beroperasi secara independen. “Semuanya itu antara lain lapisan pertahanan pertama pada bank kalau semuanya dilakukan dapat mengurangi risiko operasional,” ujarnya. Disamping pengguatan GCG di internal bank, menurut Halim, bank sentral juga akan mendorong pengawasan masyarakat dan kantor akuntan publik yang mengaudit bank. “Ini merupakan lapisan kedua sehingga ada jaminan yang baik terhadap perlindungan dana nasabah dan bank itu sendiri sebagai industri,” ujarnya.

Analisis:
Banyaknya kasus fraud atau pembobolan bank akhir-akhir ini disebabkan karena lemahnya pengawasan internal. Kasus yang terjadi merupakan kesempatan perbankan Indonesia untuk introspeksi untuk menyempurnakan pengawasan ke arah yang lebih berbasis risiko. Bank sentral juga akan menyempurnakan pengawasan dengan penguatan fungsi Direksi Kepatuhan yang lebih optimal dan satuan kerja audit internal dan manajemen risiko yang dapat beroperasi secara independen.


Sumber :
http://mukhsonrofi.wordpress.com/2011/07/07/bi-akui-banyak-bank-dibobol-karena-pengawasan-internal-memble/
https://arezky125.wordpress.com/2013/05/13/definisi-fraud/


Minggu, 02 November 2014

Etika Profesi Akuntansi

            Etika berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti adat istiadat/ kebiasaan yang baik Perkembangan etika yaitu Studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya. Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak.
            Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma. Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma agama, norma moral dan norma sopan santun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelanggaran etika adalah kebutuhan individu, tidak ada pedoman, perilaku dan kebiasaan individu yang terakumulasi dan tak dikoreksi, lingkungan yang tidak etis dan perilaku dari komunitas. Sanksi pelanggaran etika meliputi Sanksi Sosial yaitu Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yangdapat ‘dimaafkan’ dan Sanksi Hukum yaitu Skala besar, merugikan hak pihak lain.
            Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya.
            Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika di dalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.
            Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility), pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility), menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan", menghindari sifat 5k (katabelece, kongkalikong, koneksi, kolusi dan komisi), mampu menyatakan yang benar itu benar, mampu menyatakan yang benar itu benar, menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah, konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama, menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati, dan perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan.
            Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.
            Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sedemikian rupa sehingga tidak hanya memerlukan modal dari pemiliknya, namun mulai memerlukan modal dari kreditur, dan jika timbul berbagai perusahaan berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang modalnya berasal dari masyarakat, jasa akuntan publik mulai diperlukan dan berkembang. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat kreditur dan investor mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan oleh manajemen perusahaan.
            Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam konggresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan Indonesia, kemudian disempurnakan dalam konggres IAI tahun 1981, 1986,1994, dan terakhir tahun 1998. Etika profesional yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
            Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian: (1) Prinsip Etika, (2) Aturan Etika, dan (3) Interpretasi Aturan Etika. Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.E

Kamis, 12 Juni 2014

Assignment 3 (Bahasa Inggris 2)

Jakarta- Indonesian Bank (IB) credit growth slowed in April 2014. However, this is assessed in line with economic conditions it is slowing.

"Credit growth in April was 18.5% year-on-year. Slowing than 19.1% the previous month," said Executive Director of the Department of Communication IB Tirta Segara in an official statement in Jakarta, Thursday (12/06/2014).

According to Tirta, slowing credit growth nothing to worry about. "This is in line with economic adjustment," he said.

Together with the Financial Services Authority (FSA), further Tirta, BI will drive credit growth in order to sustain economic growth in a healthy direction.

Previously, the FSA also said he would admonish bank has credit growth above 20%. Director of Bank Supervision, FSA Slamet Edy Purnomo said, currently there are some banks that have lending authority above provisions.

"There are some banks that will we revised about lending. Ones above 20% will we admonished to return to the target FSA and IB in the range of 15% -17%," he said ..

IB and FSA worry when banks are too aggressive in lending will have an impact on liquidity. "We must be prudent in anticipation of macro conditions," said Slamet.

Source : http://finance.detik.com/read/2014/06/12/181902/2606696/5/bi-pertumbuhan-kredit-melambat-jadi-18

Kamis, 01 Mei 2014

Reporting News (Tugas 2 Bahasa Inggris 2)

Disaster is unpredictable arrival, such as the fire incident that occurred back in a market. This time it happened in the Grass Market, Manggarai, South Jakarta. 

The fire happened at about 5:55 pm 2nd floor of the stall disebuah Grass Market. Firefighters picket officer, Supaman, said there was one stall that is burning on the floor 2 shoe stall, Monday (04/28/2014). Firefighters soon arrived, with the help of 2 Sub. 32 fire units were sent from the combined Sub Fire Central Jakarta, East and South. Luckily, at 6:50 pm and quickly extinguished the fire can not spread to other stalls. 
 
According Suparman , the cause of the fire at the shoe stall due to electrical short circuit. Power plug in the kiosk was shorted and caught fire, sparks fire burning flammable materials in it. So far, the losses due to the burning of the kiosk is estimated at USD 27 million. And do not take casualties. As a result of the fire, traffic around the site becomes obstructed.


Source :
http://news.liputan6.com/read/2042658/korsleting-listrik-penyebab-kios-sepatu-di-pasar-rumput-terbakar

Kamis, 03 April 2014

Hope Island



Hope Island is an island of pristine white sand and beautiful that lies between the island of a thousand . no one if called Hope Island , for glamor and keastrian island still feels natural . Pasir offers white sand beaches with clear water combine the beauty of the sea with blue sky background colors make the beach more . we can see several small islands around the island as small tile island , star island , the island is still a lot of wood angina and lagi.disini make us more comfortable to relax enjoy the silence of the dense metropolis . Here also we bias of activity such as playing volleyball , swimming , football , banana boat , jetski to parasailing , to support facilities are available around the island. To reach the location of the island is not too difficult because the distance is not too far away. Around about 4 hours by speedboat from the pier marina Ancol beach or the nearby estuary there.

. Means of transportation to and from the island in the form of public transit Hope , minibus and private vehicle , but only up to the pier only.
 
White sand and rocks that decorate the beauty of the island stretches Hope island . wind and waves make surfers tertantang sway . The island atmosphere will be felt at the time of sunrise and sunset on the horizon. Accompanied by a row of trees that shade and further add to the beauty and uniqueness of this tourist area . Comprehensive facilities and you can feel comfortable while traveling or on vacation to the island this hope . besides other facilities available are Beginning accommodation, family pool , a children's play area , snack for sports facilities such as motocross , road race and the gokart . You can also directly into the territorial seas fishing .

Sabtu, 30 November 2013

Struktur Penyusuna Skripsi

Kelompok :     -           Ahmad Husin (29211327)
-           Gandi Gunawan (23211006)
-           Hisyam Ramadhan (23211397)
-           M. Bobby Putra F (28211010)
-           Rifki Ilham (29211051)
-           Rio Andhika (26211242)
Kelas       : 3EB03

Dalam pembuatan sebuah penulisan ilmiah di masing – masing universitas terdapat perbedaan proses penyusunannya baik dari segi struktur penyusunan , bagian apa saja yang harus di lampirkan maupun hal – hal apa saja yang seharusnya penulis paparkan di pembahasan . berikut ini kami sajikan contoh penulisan dari Universitas yang berbeda :
1. Asal Universitas : UNIVERSITAS INDONESIA

Berikut ini Perbedaan struktur Cover dari Skripsi :
  • Logo Universitas
  • Nama Universitas
  • Judul
  • Tujuan Penyusun
  • Identitas Penyusun
  • Nama Fakultas
  • Tempat Penyusun
  • Tahun Penyusun
Berikut ini Perbandingan struktur dari skripsi :
  • Cover
  • Halaman Judul
  • Halaman Pernyataan Orisinialitas
  • Halaman Pengesahan
  • Kata Pengatar
  • Halama Persetujuan Karya Ilmiah
  • Abstrak
  • Daftar Isi
  • Daftar Tabel
  • Daftar Gambar
  • Daftar Lampira
  • BAB 1 PENDAHULUAN
  • BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
  • BAB 3 PROFIL DAN METOLOGI
  • BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
  • BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
  • DAFTAR REFERENSI
  • LAMPIRAN
Perbedaan Rincian dari Bab-Bab Skripsi :

1.      BAB IPENDAHULUAN
2.      BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3.      BAB III PROFIL DAN METOLOGI
4.      BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.      BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


2. Asal Universitas : UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Berikut ini Perbedaan struktur Cover dari Skripsi :
  • Judul
  • Tujuan Penyusun
  • Identitas Penyusun
  • Logo Universitas
  • Program Study Penyusun
  • Nama Universitas
  • Tahun Penyusunan
Berikut ini Perbandingan struktur dari skripsi :
  • Cover
  • Halaman Judul
  • Lembar Persetujuan
  • Abstrak
  • Kata Pengantar
  • Daftar Isi
  • Daftar Gambar
  • Daftar Lampiran
  • BAB 1 PENDAHULUAN
  • BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
  • BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN
  • BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
  • BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
  • DAFTAR PUSTAKA
  • LAMPIRAN
Perbedaan Rincian dari Bab-Bab Skripsi :
  1. BAB I PENDAHULUAN
  2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
  3. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
  4. BAB IV PEMNAHASAN HASIL PENELITIAN
  5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
3. Asal Universitas : UNIVERSITAS POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Berikut ini Perbedaan struktur Cover :
UNIVERSITAS POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
  • Judul
  • Logo Universitas
  • Identitas Penyusun
  • Tujuan penyusun
  • Program study penyusun
  • Nama Universitas
  • Tahun Penyusunan
Berikut ini Perbedaan struktur dari skripsi :
  • Cover
  • Halaman Judul
  • Lembar Persetujuan
  • Halaman Persembahan
  • Prakata
  • Daftar isi
  • Daftar Gambar
  • BAB I PENDAHULUAN
  • BAB II KERANGKA BERPIKIR
  • BAB III STUDY KASUS
  • BAB IV PEMBAHASAN
  • BAB V PENUTUP
  • DAFTAR PUSTAKA
  • LAMPIRAN
Perbedaan Rincian dari Bab-Bab Skripsi :
  1. BAB I PENDAHULUAN
  2. BAB II KERANGKA BERPIKIR
  3. BAB III STUDY KASUS
  4. BAB IV PEMBAHASAN
  5. BAB V PENUTUP